-->

ads

Literasi Pancasila dan Moderasi Beragama Generasi Z, Sangat Menghawatirkan

Jumat, 07 Juni 2024



Oleh: Masduki Duryat*)


Prof. H. Wahyudin Zarkasyi—Mantan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat serta mantan Rektor Universitas Singaperbangsa—pernah menyampaikan bahwa hebatnya Indonesia berdiri di atas kemajemukan; dari sisi agama, suku, adat, bahasa, pakaian bahkan makanan, dan hebatnya lagi Indonesia sampai saat ini masih tetap survive sebagai sebuah bangsa. Di saat Negara-negara lain mengalami konflik etnis, agama dan kepentingan, dan bahkan karena tidak memiliki identitas serta alat pemersatu misalnya Soviet, Cekoslowakia, Yugoslavia, Austro-Hungaria.  


Negara Indonesia adalah salah satu Negara multikultur terbesar di dunia, hal ini dapat terlihat dari kondisi sosiokultural maupun geografis Indonesia yang begitu kompleks, beragam, dan luas. “Indonesia terdiri atas sejumlah besar kelompok etnis, budaya, agama, dan lain-lain yang masing-masing plural (jamak) dan sekaligus juga heterogen “aneka ragam”.


Tetapi ironinya seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era global yang dibarengi dengan disrupsi, Pancasila yang menjadi salah satu pilar keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) mengalami pergeseran pemahaman dan pengalamannya, terutama di kalangan generasi muda, wa bil khusus Generasi Z. 


Hasil Riset tentang Pancasila dan Moderasi Beragama

Harian Harian Umum Republika, edisi 23 Mei 2023 mempublikasikan hasil riset tentang kondisi toleransi siswa SMA. Riset yang diinisiasi oleh Setara Institute bersama International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) merilis hasil survey kondisi toleransi siswa sekolah menengah atas (SMA). Salah satu hasilnya menunjukkan, sebanyak 83,3 % siswa SMA responden mendukung persepsi Pancasila bukan ideologi yang permanen atau dengan kata lain bisa diganti. Temuan ini tentu mengagetkan publik terutama bagi kalangan dunia pendidikan. Seirama dengan temuan di atas, hasil survey Litbang harian Kompas dan Pusat Studi Kebangsaan Indonesia (PSKI) 2022 sebagaimana dilansir pada website Kementerian Koordinator Pembangunan Bidang Manusia Dan Kebudayaan Republik Indonesia (6 oktober 2023) ditemukan data bahwa hanya sekitar 28,6% siswa memahami Pancasila di ruang kelas, sementara terdapat 21,7% siswa memahaminya dari media sosial.


Riset yang dilakukan LSI Denny JA (Juli 2018) dalam waktu 13 tahun, menyatakan bahwa pendukung Pancasila menurun 10 %, dari 85.2 % (2005) menjadi 75,3 % (2018). Padahal Pancasila menjadi alat perkat bangsa yang majemuk.


Bahkan ketika riset diperluas di kalangan PNS dan kalangan BUMN seperti riset yang dilakukan oleh Alvara Research Center (2017), hasilnya 19.4 % PNS tidak setuju Pancasila sebagai ideologi yang tepat bagi Indonesia. 18.1 % pegawai swasta tidak setuju Pancasila sebagai ideologi yang tepat bagi Indonesia. 9.1 % pegawai BUMN tidak setuju Pancasila sebagai ideologi yang tepat bagi Indonesia. 22.2 % setuju dengan konsep khilafah. 17% pegawai swasta setuju dengan konsep khilafah dan 10.3% pegawai BUMN setuju dengan konsep khilafah.


Tentu realitas hasil riset ini, sangat menghawatirkan di tengah kondisi bangsa yang sangat mejemuk dan multicultural; baik agama, etnis, ras, suku, budaya, Bahasa, pakaian, makanan dan lainnya. 


Ajaran Agama dan Kristalisasi Nilai-Nilai Pancasila

Hasil riset ini memberikan ilustrasi bahwa pentingnya pemahaman agama, komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan akomodatif terhadap kebudayaan local. Bahkan pemaham terhadap ajaran agama yang sarat dengan nilai toleransi perlu dikedepankan—terutama bagi generasi Z—yang sangat dipengaruhi oleh factor geopolitik dan agama. Misalnya tekanan dari Barat dengan ideologi sekulernya; liberalisme, neoliberalisme, kiri radikal dan lainnya yang membawa nilai-nilai sekularisme, individualisme, liberalisme dan pragmatism. Sedangkan tekanan dari Timur dengan ideologi berbasis agama; Islam (Gerakan Islam transnasional), Kristen, agama/aliran agama baru dan lainnya yang membawa nilai-nilai fundamentalisme/formalisme dalam beragama. 


Prof. Yusril Ihza Mahendra, dalam tulisannya tentang “Hukum Islam dan Pengaruhnya terhadap Hukum Nasional”, bahwa di manapun di dunia ini—kecuali Negaranya benar-benar sekuler—pengaruh agama dalam merumuskan kaidah hukum nasional suatu negara, akan selalu terasa. Konstitusi India tegas-tegas menyatakan bahwa India adalah Negara sekuler, tetapi siapa yang mengatakan hukum Hindu tidak mempengaruhi hukum India modern. Ada beberapa studi yang menelaah pengaruh Buddhisme terhadap hukum nasional Thailand dan Myanmar. Hukum Philipina juga melarang perceraian. Siapa yang mengatakan ini bukan pengaruh dari agama Katolik yang begitu besar pengaruhnya di Negara itu, demikian pula hukum Islam mempengaruhi hukum di Indonesia. 


Prof. Yusril dalam tulisan lain tentang “Syariah dalam Konteks Pembangunan Hukum Nasional di Negara RI”, juga sampai pada kesimpulan bahwa Negara tidak melawan kesadaran hukum rakyatnya sendiri, apalagi Negara itu menganut kedaulatan rakyat dan demokrasi. 


Dengan demikian ruh ajaran agama mengkristal dalam Pancasila—sebagaimana dirumuskan dari sidang BPUPKI—yang disepakati bersama. 


Dengan logika berpikir seperti itu rasanya tidak elok mempertentangkan agama dengan Negara dalam hal ini ideology Pancasila kita. 


Pada pandangan Prof. Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah, ia menilai; Pertama, seorang pejabat harus mau belajar, seksama dalam berkata, dan tidak keliru dalam membuat pernyataan; Kedua, secara substantive agama positive untuk Pancasila, karena dalam Pancasila ada Ketuhanan Yang Maha Esa; Ketiga, salah pandang dapat terjadi pula terhadap Pancasila yang negative terhadap agama; dan Keempat, jika Pancasila dipertentangkan dengan agama, maka yang muncul adalah konflik.


Pancasila dan Moderasi Beragama di Kalangan Generasi Z

Moderasi beragama merupakan proses memahami dan mempraktekkan agama secara adil dan berimbang, menjauhi sikap ekstrim (tidak liberal ataupun radikal). 


Pemahaman dikenalkan, disosialisasikan dan diinternalisasikan serta dipraktikkan di tengah-tengah Masyarakat dengan diawali dari Lembaga Pendidikan. Esensi agama adalah untuk menjaga mrtabat manusia, menjaga nyawa manusia. Moderasi Bergama menjunjung tinggi nilai-nilai humanitas, menjaga peradaban dan mencegah konflik. Dalam konteks Indonesia, moderasi beragama dengan memadukan harmonisasi nilai agama dan budaya bangsa/lokal. 


Lebih spesifik terkait dengan pemahaman generasi Z tentang Pancasila dan moderasi beragama Prof. Mukhlisin Salim, menyebut beberapa faktor internal yang menyebabkan rendahnya pemahaman Generasi Z terhadap Pancasila, di antaranya minat dan motivasi belajar yang cenderung kurang antusias dalam mempelajari Pancasila, yang dianggap kurang menarik relevan dengan kehidupan nyata. Selain itu dapat juga dipengaruhi oleh potensi kecerdasan emosionalnya, terutama dalam memahami nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan yang terkandung dalam Pancasila. 


Selain kedua faktor tersebut, dapat juga dipengaruhi oleh budaya kemandirian dalam belajar, tingkat kemampuan berpikir kritis serta gaya belajar Generasi Z yang cenderung memiliki ketergantungan dengan platform teknologi informasi. Memahami faktor-faktor internal ini penting untuk merancang strategi pendidikan Pancasila misalnya, yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan Generasi Z sehingga mereka memiliki minat dalam memahami dan menghayati dan mengamalkan Pancasila.


Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi rendahnya pemahaman Generasi Z terhadap Pancasila mencakup berbagai aspek dari lingkungan dan kondisi di luar diri mereka sendiri. Beberapa faktor eksternal yang dapat dipetakan meliputi faktor lingkungan keluarga; seringkali didapati kecenderungan peningkatan angka ketidakharmonisan keluarga yang ditandai dengan maraknya perceraian, perselingkuhan maupun tindakan amoral lainnya yang menimpa para orang tua di zaman sekarang. Pertemanan sesama Generasi Z juga teman sebaya juga berpengaruh terhadap pemahaman dan pengamalan Pancasila, pertemanan tidak hanya secara fisik namun juga pertemanan di dunia maya yang tidak terbatas ragamnya.


Pertemanan di dunia maya ini juga disinyalir menjadi media alternatif digunakan untuk menyebarkan paham radikalisme; pendekatan personal, forum diskusi, media publikasi dan internet.  Di sini generasi Z juga harus diberikan pemahaman bahwa memasuki era digital paling tidak ada empat yang harus dilakukan; digital skill, digital, digital ethics, digital culture dan digital safety—termasuk dalam memahami Pancasila dan moderasi beragama dalam keseharian generasi Z. 


*)Penulis adalah Dosen Pascasarjana UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon dan Ketua STKIP al-Amin Indramayu, tinggal di Kandanghaur


50 comments:

Nabila Fitriya 3 D mengatakan...

menurut saya Generasi Z, yang lahir di era digital, sering kali lebih terpapar pada informasi-informasi yang beragam, termasuk ajaran-ajaran keagamaan yang radikal dan bertentangan dengan semangat moderasi beragama. Jika pemahaman moderasi beragama tidak ditanamkan dengan baik, mereka bisa rentan terhadap pemikiran ekstremis, intoleransi, atau bahkan radikalisasi. Padahal, moderasi beragama adalah kunci untuk menciptakan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat yang plural seperti Indonesia.

wirda mengatakan...

Menurut saya Permasalahan literasi Pancasila dan moderasi beragama di kalangan Generasi Z memang menjadi isu yang mengkhawatirkan, terutama dalam konteks perkembangan sosial dan politik di Indonesia. Literasi Pancasila yang rendah dapat berdampak pada berkurangnya pemahaman dan internalisasi nilai-nilai kebangsaan yang menjadi dasar persatuan, toleransi, dan identitas nasional. Hal ini diperparah oleh derasnya arus informasi di era digital yang seringkali menyebarkan konten-konten yang memecah belah, hoaks, dan ekstremisme.

Dian k mengatakan...

Menu

Agni pratistha MPI 1C mengatakan...

menurut saya kurangnya pegamahaman literasi pancasila dan moderasi beragama pada generasi z karena kurang edukasi, bimbingan, serta arahan dan kurangnya minat belajar dalam mempelajari pancasila, globalisai dan pergaulan bebas ,juga generasi z sangat ketergantungan kepada teknologi informasi atau media sosial yang menjadi alternatif digunakan untuk menyebar paham radikalisme sehingga banyak di kalangan generasi z yang hanya memahami pancasila dan moderasi beragama dari media sosial saja tanpa ada bimbingan, padahal generasi z juga mempunyai peran penting pada zaman sekarang agar negara kita bisa lebih berkembang dan modern tanpa menyeleweng dari pancasila serta moderasi beragama dan agar mengetahui bagaimana menjadi generasi yang baik, dan bertanggung jawab.

LULU NUR INDAH SARI MPI 1B mengatakan...

Menurut saya
Generasi Z, sebagai generasi digital asli, memiliki karakteristik yang unik dan berbeda dengan generasi sebelumnya. Mereka tumbuh dalam era informasi yang begitu cepat dan mudah diakses. Namun, di sisi lain, kemudahan akses ini juga membawa tantangan tersendiri, terutama dalam membentuk karakter dan nilai-nilai.

Literasi Pancasila dan moderasi beragama menjadi sangat penting bagi generasi ini karena:
1. Fondasi Negara: Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Pemahaman yang baik tentang Pancasila akan membentuk generasi yang cinta tanah air, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dan hidup berdampingan secara damai.
2. Kemajemukan: Indonesia adalah negara yang sangat beragam. Moderasi beragama mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan, menghormati agama lain, dan menghindari sikap intoleransi.
3. Mencegah Ekstremisme: Dalam era digital, informasi yang tidak benar atau hoaks dapat dengan mudah menyebar dan memicu radikalisme. Literasi Pancasila dan moderasi beragama dapat menjadi benteng pertahanan terhadap paham-paham ekstrem.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya literasi Pancasila dan moderasi beragama pada generasi Z antara lain:

1. Kurangnya Pendidikan Karakter: Pendidikan di sekolah seringkali lebih fokus pada aspek kognitif, sementara pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai Pancasila dan moderasi beragama masih kurang.
2. Pengaruh Media Sosial: Media sosial dapat menjadi alat yang sangat efektif untuk menyebarkan informasi, namun juga dapat menjadi sumber penyebaran hoaks dan ujaran kebencian.
3. Perubahan Nilai: Perubahan nilai yang begitu cepat di masyarakat modern dapat membuat generasi muda kehilangan pegangan pada nilai-nilai luhur bangsa.


Solusi yang Dapat Dilakukan
Untuk mengatasi permasalahan ini, diperlukan upaya yang komprehensif dari berbagai pihak, antara lain:

1. Pendidikan: Memperkuat pendidikan karakter di sekolah, mulai dari tingkat pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Materi tentang Pancasila dan moderasi beragama harus disajikan secara menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
2. Keluarga: Orang tua berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dan moderasi beragama sejak dini.
3. Komunitas: Membangun komunitas yang inklusif dan toleran, di mana generasi muda dapat berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang.
4. Pemerintah: Membuat kebijakan yang mendukung penguatan nilai-nilai Pancasila dan moderasi beragama, serta melakukan sosialisasi secara masif kepada masyarakat.

LULU NUR INDAH SARI
MPI 1B

Anonim mengatakan...

Dwi puan (MPI 1 B)
menurut saya kekhawatiran terhadap literasi Pancasila dan moderasi beragama di kalangan Generasi Z muncul karena pengaruh globalisasi dan digitalisasi, maka dari itu diperlukan penguatan pendidikan karakter dan pemahaman agama yang moderat agar Generasi Z bisa tumbuh dengan nilai Pancasila dan toleransi yang kuat.

Anonim mengatakan...

Menurut saya literasi Pancasila pada gen Z ini sangatlah kurang kenapa? Karena kurangnya ketegasan dari orang tua kepada Generasi Gen Z itu lahirnya pada era digital yang sangat canggih dalam hal ini Generasi Gen Z itu tidak bisa menggunakan kecanggihan tersebut, padahal jika Generasi Gen Z ini bisa menggunakan kecanggihan tersebut, itu akan sangatlah berpengaruh kepada literasi Pancasila. Solusi yang dapat mengubah ini ialah tanamkan pada diri kita sendiri untuk cinta tanah air kita agar menjadi negara kita lebih baik lagi dan juga kita sebagai Generasi Gen Z itu dapat menggunakan kecanggihan teknologi jaman sekarang dengan baik

Anonim mengatakan...

Mohon maaf pak saya lupa memberikan nama. Nama saya Dian Kurniawan dari kelas 1 B

Diva Ramadani MPI 1A mengatakan...

Menurut saya fenomena ini tidak hanya menjadi tanggung jawab satu pihak, melainkan harus melibatkan semua elemen pendidikan, keluarga, komunitas, dan pemerintah, untuk bersama-sama memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila dan moderasi beragama tetap hidup dan relevan dalam kehidupan Generasi Z. Upaya literasi digital juga perlu diperkuat untuk menangkal informasi² yang merusak.

Dhita Novita MPI 1 A mengatakan...

Literasi Pancasila dan moderasi beragama di kalangan Generasi Z dianggap mengkhawatirkan karena banyak yang kurang memahami nilai-nilai Pancasila dan bagaimana menjalankan agama dengan cara yang damai. Pengaruh internet dan media sosial sering kali menyebarkan informasi yang salah atau pandangan yang radikal, sehingga bisa merusak sikap toleransi. Agar hal ini tidak semakin parah, Generasi Z perlu memahami tentang Pancasila dan belajar menghargai perbedaan, serta tidak mudah terpengaruh informasi negatif yang memecah belah.






Nailah Amanda MPI 1B mengatakan...

Menurut saya Kekhawatiran terhadap Generasi Z dalam hal literasi Pancasila dan moderasi beragama muncul karena perubahan sosial, budaya, dan teknologi yang sangat cepat, yang dapat memengaruhi cara generasi ini memahami dan mengamalkan nilai-nilai kebangsaan serta agama.

1. Literasi Pancasila: Kekhawatiran tentang literasi Pancasila berfokus pada kemampuan Generasi Z untuk memahami dan menginternalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Beberapa faktor yang menjadi penyebab kekhawatiran ini antara lain pengaruh globalisasi, minimnya pendidikan kontekstual, pengaruh media sosial
2. Moderasi Beragama: Moderasi beragama menekankan pentingnya sikap beragama yang toleran dan inklusif. Kekhawatiran terhadap Generasi Z dalam konteks ini muncul karena beberapa faktor redikalasi online, polarisasi sosial, kurangnya pemahaman agama yang moderat
Meskipun kekhawatiran ini valid, Generasi Z juga memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan yang memajukan toleransi dan persatuan jika diberikan bimbingan dan dukungan yang tepat.

Anonim mengatakan...

Lu'lu'atul maziyah 1b
Komentar seperti "Literasi Pancasila dan Moderasi Beragama Generasi Z, Sangat Menghawatirkan" mungkin muncul dari kekhawatiran bahwa nilai-nilai Pancasila dan pemahaman akan moderasi beragama di kalangan generasi Z tidak sekuat yang diharapkan. Tantangan seperti pengaruh globalisasi, media sosial, dan paparan ideologi ekstrem bisa menyebabkan generasi muda tidak sepenuhnya memahami atau menerapkan nilai-nilai kebangsaan dan toleransi. Namun, penting juga untuk tidak menyamaratakan dan memberikan ruang bagi upaya pendidikan dan keterlibatan generasi Z dalam berbagai program yang mengedepankan nilai-nilai Pancasila dan moderasi beragama.

Langkah selanjutnya harus fokus pada peningkatan pendidikan kebangsaan, dialog antaragama, serta memberikan platform bagi generasi Z untuk terlibat secara aktif dalam isu-isu kebhinekaan dan kebangsaan.

Amanda Maharani MPI 1 A mengatakan...

Menurut saya artikel ini sangat relevan di tengah kondisi Indonesia yang begitu beragam dan memberikan wawasan penting tentang bagaimana generasi muda, terutama Generasi Z, menghadapi tantangan dalam memahami Pancasila. Saya setuju bahwa pemahaman kami terhadap Pancasila perlu diperkuat dan disampaikan dengan cara yang lebih mendalam serta relevan dengan realitas kehidupan kami. Penting untuk menemukan cara-cara yang lebih menarik agar gen-Z ini merasa terhubung dengan nilai-nilai Pancasila, karena di sinilah kekuatan persatuan bangsa kita berada. Di samping itu, moderasi beragama yang dibahas juga menjadi kunci dalam menjaga kerukunan, mengingat banyaknya pengaruh dari luar yang bisa mengancam harmoni kita. Dengan pengaruh global dan kemajuan teknologi, pendidikan dan bimbingan dari semua pihak, termasuk keluarga, sangat penting agar nilai-nilai Pancasila tidak hanya dipahami sebagai teori, tapi juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini adalah tugas bersama kita untuk memastikan nilai-nilai tersebut terus hidup dan dijaga.

Anonim mengatakan...

Amelia rahmah ramadhani MPI 1B
Menurut saya Faktor internal dan eksternal yang memengaruhi pemahaman Generasi Z juga harus diperhatikan. Lingkungan keluarga dan pertemanan, baik di dunia nyata maupun maya, sangat berpengaruh terhadap nilai-nilai yang mereka anut. Pengenalan konsep digital yang baik dapat membantu Generasi Z dalam memahami Pancasila dan moderasi beragama di era digital ini.
untuk menciptakan masyarakat yang moderat dan harmonis, perlu ada sinergi antara pendidikan, keluarga, dan teknologi yang mendukung pemahaman Pancasila dan nilai-nilai agama .

Anonim mengatakan...

literasi pancasila bagi generasi z sangat penting karna mereka tumbuh di era digital yang sering terpapar berbagai ide dan nilai dari luar. Oleh karna itu pemahaman tentang pancasila dapat membantu menghadapi tantangan global sambil menerapkan nilai-nilai pancasila dan dapat lebih aktif dalam berpartisipasi tentang isu-isu sosial, politik, dan membangun masyarakat yang lebih toleran.
Oleh karna itu, literasi pancasila dapat mengembangkan sikap moderat yang penting dalam menjaga kerukunan di masyarakat yang beragam.
Aisyah MPI 1B

Anonim mengatakan...

KHOLIFAH ZILFIAH (MPI 1 B)
Menurut saya Generasi Z cenderung memandang Pancasila sebagai fondasi penting dalam menjaga keberagaman dan toleransi di era digital. Mereka menghargai nilai-nilai seperti keadilan sosial dan persatuan, namun sering kali merasa perlu untuk mengadaptasi implementasinya dalam konteks modern, termasuk di media sosial.
Di satu sisi, mereka melihat Pancasila sebagai alat untuk memperjuangkan isu-isu sosial dan lingkungan. Namun, ada juga tantangan, seperti penyebaran informasi yang salah, yang bisa mempengaruhi pemahaman terhadap nilai-nilai tersebut. Secara keseluruhan, Gen Z berusaha menjadikan Pancasila relevan dengan cara yang lebih interaktif dan inklusif di dunia digital.

Rino Cahya Prasetyo MPI 1 A (2481090023) mengatakan...

Jujur menurut Saya saya sangat prihatin dengan rendahnya pemahaman Generasi Z terhadap Pancasila, yang disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah minat dan motivasi belajar yang cenderung kurang antusias dalam mempelajari nilai-nilai Pancasila. Di tengah arus digitalisasi dan paparan informasi global yang begitu luas, Generasi Z lebih tertarik pada konten-konten visual dan hiburan cepat, sehingga materi Pancasila, yang sering kali disampaikan secara formal dan teoritis, dianggap kurang relevan. Selain itu, metode pengajaran yang konvensional dan kurang interaktif membuat materi ini tidak mampu menarik perhatian mereka. Kurangnya figur publik atau panutan yang secara konsisten menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari juga turut memperlemah kesadaran mereka terhadap pentingnya Pancasila sebagai pedoman hidup berbangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan, karena tanpa pemahaman yang kuat terhadap Pancasila, Generasi Z berpotensi kehilangan rasa kebangsaan dan tanggung jawab sosial yang menjadi landasan utama dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Ayisy Muthmainnatul Ainie MPI 1 B mengatakan...


Menurut saya, rendahnya pemahaman generasi Z terhadap moderasi dan pancasila dikarenakan kurangnya minat generasi Z dalam memahaminya, mungkin karena cara pengajarannya atau pun sumber-sumber nya di anggap tidak menarik, dikarenakan sudah sangat berkembangnya internet dan media sosial pada zaman ini. Solusinya menurut saya adalah , perlunya pendidikan atau perlunya ada sesuatu yang bisa menarik gen z agar mau meningkatkan minat literasinya, baik itu dengan konten yang kreatif atau sumber-sumber yang menarik.

Risma Nurjanah MPI 1A mengatakan...

Menurut saya, rendahnya pemahaman Pancasila di kalangan generasi Z sangat memprihatinkan dan berdampak pada moderasi beragama. Pendidikan harus menekankan nilai toleransi dan relevansi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Peran keluarga dan lingkungan sosial juga berpengaruh untuk membentuk sikap moderat. Selain itu, literasi media perlu ditingkatkan agar generasi Z dapat menyaring informasi dengan baik. Ini semua penting untuk memperkuat moderasi beragama dan nilai-nilai Pancasila di masa depan.

Haryani MPI 1 B mengatakan...

Menurut saya, penerapan pancasila pada generasi gen Z ini, hal ini bermanfaat agar sedini mungkin terwujud sikap saling gotong royong, cara berkeadilan sosial, sikap toleransi dan sebagainya. Kemajuan teknologi dan informasi yang sangat canggih dimana remaja pada masa sekarang juga merasakan dampaknya. Permasalahan yang dialami saat ini adalah memudarnya pemahaman tentang pancasila yang sangat berpotensi masuknya paham-paham yang bertentangan seperti muncul banyaknya kriminalitas, korupsi, kejahatan seksual dan sebagainya. Sehingga perlu menanamkan nilai pancasila pada generasi muda. Memanfaatkan platform media sosial maupun teknologi informasi yang ada merupakan metode efektif. Dengan menanamkan nilai Pancasila sejak dini, bangsa Indonesia akan lebih kuat dan tangguh dalam menghadapi permasalahan apapun.

Haryani MPI 1 B mengatakan...

Menurut saya, penerapan pancasila pada generasi gen Z ini harus diterapkan sejak dini, hal ini bermanfaat agar sedini mungkin terwujud sikap saling gotong royong, cara berkeadilan sosial, sikap toleransi dan sebagainya. Kemajuan teknologi dan informasi yang sangat canggih dimana remaja pada masa sekarang juga merasakan dampaknya. Permasalahan yang dialami saat ini adalah memudarnya pemahaman tentang pancasila yang sangat berpotensi masuknya paham-paham yang bertentangan seperti muncul banyaknya kriminalitas, korupsi, kejahatan seksual dan sebagainya. Sehingga perlu menanamkan nilai pancasila pada generasi muda. Memanfaatkan platform media sosial maupun teknologi informasi yang ada merupakan metode efektif. Dengan menanamkan nilai Pancasila sejak dini, bangsa Indonesia akan lebih kuat dan tangguh dalam menghadapi permasalahan apapun.

Anonim mengatakan...

Tasya Aulia Zahra MPI 1B
menurut mendapat saya tentang "Literasi Pancasila dan Moderasi Beragama Generasi Z, Sangat Menghawatirkan" adalah bisa menjadi hal yang sangat mengkhawatirkan karena banyaknya pengaruh global dan informasi yang tidak akurat. Generasi Z, yang sering tercemar pada berbagai ideologi dan pandangan ekstrem melalui media sosial seperti tiktok, ig, twitter dan lain sebagainya, bisa jadi kehilangan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Pancasila dan pentingnya toleransi. Jika tidak ada usaha atau upaya yang serius untuk mendidik mereka tentang kedua hal tersebut, bisa terjadi polarisasi (fenomena) dan intoleransi dalam masyarakat. Pendekatan yang inklusif dan dialogis diperlukan untuk membangun kesadaran dan pemahaman yang lebih baik.

Anonim mengatakan...

Siti zhaafirah MPI 1B
Menurut saya Materi dengan judul "Literasi Pancasila dan Moderasi Beragama Generasi Z, Sangat Menghawatirkan" mencerminkan kekhawatiran akan rendahnya pemahaman dan penerapan nilai-nilai Pancasila serta sikap moderasi beragama di kalangan generasi muda, khususnya Generasi Z. Ada beberapa aspek penting yang dapat menjadi bahan pertimbangan:

1. Perkembangan Teknologi dan Globalisasi: Generasi Z hidup di era digital yang memberikan akses luas terhadap informasi global. Namun, tanpa panduan dan pendidikan yang memadai, mereka dapat terpapar pada paham-paham radikal, intoleransi, atau bahkan nilai-nilai yang bertentangan dengan Pancasila. Pengaruh budaya luar dan media sosial yang kurang terkontrol bisa memperlemah pemahaman nilai kebangsaan dan keberagaman.


2. Kurangnya Pendidikan yang Inklusif: Pendidikan formal mungkin belum secara optimal memberikan pembelajaran yang mendalam tentang Pancasila dan moderasi beragama dalam konteks yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Kurikulum perlu diperbarui untuk mengakomodasi tantangan zaman modern yang dihadapi Generasi Z.


3. Sikap Moderasi Beragama: Moderasi beragama penting untuk mencegah tumbuhnya ekstremisme. Jika generasi muda tidak memiliki pemahaman yang kuat tentang pentingnya menghargai perbedaan dan menjalani kehidupan beragama secara moderat, mereka dapat mudah terpengaruh oleh pandangan ekstrem. Hal ini perlu diatasi melalui dialog lintas agama, pendidikan karakter, dan pendekatan yang lebih terbuka dalam pendidikan agama.


4. Peran Keluarga dan Lingkungan: Keluarga dan lingkungan sosial juga memegang peran penting. Anak muda akan lebih memahami dan menghayati nilai-nilai Pancasila serta moderasi beragama jika mereka melihat contoh-contoh yang baik dari orang-orang di sekitar mereka.



Secara keseluruhan, literasi Pancasila dan moderasi beragama di kalangan Generasi Z memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak—pemerintah, sekolah, keluarga, dan masyarakat luas. Diperlukan pendekatan yang lebih kreatif dan relevan agar nilai-nilai kebangsaan dan moderasi beragama dapat diterima dan diaplikasikan secara praktis oleh generasi muda dalam kehidupan mereka.

Niha khaeriah MPI 1 B mengatakan...

Saya setuju dengan pendapat bapak bahwa literasi Pancasila dan moderasi beragama di kalangan Generasi Z memang menjadi isu yang mengkhawatirkan.

Menurut saya Di era digital ini, Generasi Z memang lebih mudah terpapar berbagai informasi, termasuk yang bersifat radikal dan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, penting untuk menanamkan pemahaman yang kuat tentang Pancasila dan moderasi beragama sejak dini.

Pendidik, orang tua, dan tokoh masyarakat memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dan moderasi beragama kepada Generasi Z. Kita perlu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar dan berdiskusi tentang Pancasila dan moderasi beragama. Selain itu, penting juga untuk membekali Generasi Z dengan kemampuan literasi digital yang baik agar mereka dapat menyaring informasi dengan bijak.

Semoga kita dapat bersama-sama membangun generasi muda yang berakhlak mulia, toleran, dan cinta damai.

Anonim mengatakan...

Menurut saya
Generasi Z, dengan akses yang begitu mudah dan luas dan memiliki potensi besar untuk menjadi penerus nilai nilai pancasila tetapi generasi z juga menghadapi tantangan dalam mengimplementasikan nilai nilai pancasila dan moderasi beragama yaitu tidak semua generasi Z memiliki pemahaman yang mendalam tentang nilai nilai pancasila dan moderasi sehingga mereka mudah terpengaruh oleh ideologi yang ekstrem.
salsa fadila mpi 1A

Rafli Farhan MPI B mengatakan...

menurut saya Gerakan penguatan moderasi beragama yang beraksentuasi pada Islam moderat (wasatiyah) pada awalnya hanya berkisar pada tahap wacana dan diskursus. Namun, seiring munculnya pelbagai gerakan ekstrim yang berhaluan literal (literal approach) dan kemudian menjadi kelompok militan (hard liners), maka moderasi beragama menjadi sebuah gerakan untuk disuarakan (speak up), diarusutamakan (mainstreaming), dikuatkan (strengthening), dan diimplementasikan (implementing) (Hefni, 2021).

Nadila Putri p 1A MPI mengatakan...

menurut saya literasi pancasila pada genZ sangat berpengaruh besar akibat melekatnya teknologi digital pada generasi sekarang ini, tentu saja literasi pancasila dan moderasi beragama sangat diperlukan. Sebab Indonesia merupakan negara yang berdiri ditengah kemajemukan, maka dari itu gen Z sebagai penerus bangsa memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keberlangsungan nilai-nilai pancasila dan moderasi beragama. Tentu generasi muda harus memahami dan mengamalkan nilai-nilai pancasila untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Aminda Mpi 1B mengatakan...

Aminda Mpi 1B
Menurut saya, literasi Pancasila dan "Moderasi Beragama pada Generasi Z" sangatlah menghawatirkan karena kurangnya pemahaman generasi z terhadap Pancasila dan Moderasi Beragama di era globalisasi dan digitalisasi yang seharusnya mempermudah dalam mengakses segala sesuatu tapi juga justru membuat kelalaian atau melupakan akan pentingnya memahami dan mengimplementasikan Pancasila dan Moderasi Beragama. Sebab Indonesia berdiri diatas kemajemukan Oleh karena itu untuk mencegah perpecahan kita harus bisa menyaring informasi yang didapatkan dan menguatkan lagi pemahaman yang moderat agar generasi z bisa menjaga nilai-nilai Pancasila dan Moderasi Beragama.

Mustafid MPI 1B mengatakan...

Menurut saya dari Faktor eksternal yang mempengaruhi pemahaman Literasi Pancasila dan Moderasi Beragama di kalangan generasi Z sangat kompleks dan mengkhawatirkan. Pengaruh media sosial, sebagai salah satu faktor utama, sering kali menyebarkan informasi yang tidak akurat, termasuk hoaks dan konten ekstrem, yang dapat mengaburkan pemahaman mereka tentang nilai-nilai Pancasila dan toleransi beragama. Selain itu, lingkungan keluarga berperan signifikan jika diskusi mengenai nilai-nilai kebangsaan dan moderasi tidak dilakukan di rumah, generasi Z berisiko kehilangan pemahaman yang mendalam. Di sisi lain, sistem pendidikan formal sering kali kurang menekankan pentingnya Pancasila dan moderasi dalam kurikulum, serta menggunakan metode pengajaran yang tidak interaktif, sehingga tidak mendorong pemikiran kritis. Akses terhadap sumber belajar yang berkualitas juga menjadi tantangan, di mana banyak dari mereka tidak memiliki materi edukatif yang memadai. Globalisasi menambah dimensi lain, dengan nilai-nilai asing yang masuk dan kadang-kadang menggeser pandangan mereka tentang identitas budaya dan nilai-nilai lokal.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan pemahaman generasi Z mengenai Literasi Pancasila dan Moderasi Beragama, diperlukan upaya kolaboratif dari pemerintah, institusi pendidikan, dan keluarga dalam memberikan pendidikan yang berkualitas, mendorong diskusi konstruktif, dan menyediakan sumber daya yang relevan, sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat.

Anonim mengatakan...

Kesya Ziscka Hermawan
MPI 1A

menurut saya Rendahnya Literasi Pancasila dan Moderasi Beragama pada Generasi gen z ada Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab utama dari kekhawatiran tersebut antara lain:

1. Pengaruh Media Sosial: Generasi Z sangat akrab dengan media sosial. Informasi yang mudah didapatkan secara instan, baik yang benar maupun hoaks, dapat membentuk opini dan pandangan mereka. Sayangnya, tidak semua informasi yang beredar di media sosial akurat dan berimbang, terutama terkait isu-isu sensitif seperti agama dan kebangsaan.
a. Kurangnya Pendidikan Karakter: Pendidikan formal seringkali lebih fokus pada aspek kognitif, sementara pendidikan karakter yang mengajarkan nilai-nilai Pancasila dan toleransi seringkali kurang mendapat perhatian yang cukup.
b. Pluralisme yang Kompleks: Indonesia memiliki keberagaman yang sangat tinggi. Di satu sisi, ini merupakan kekayaan bangsa. Namun, di sisi lain, keragaman ini juga dapat memicu konflik jika tidak dikelola dengan baik. Generasi Z perlu diajarkan untuk menghargai dan menghormati perbedaan.
c. Globalisasi dan Modernisasi: Proses globalisasi dan modernisasi yang cepat dapat mengikis nilai-nilai tradisional dan lokal, termasuk nilai-nilai Pancasila.
d. Radikalisme: Kurangnya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila dan moderasi beragama dapat mendorong generasi muda ke dalam paham radikal.
e. Intoleransi: Ketidakmampuan menerima perbedaan dapat memicu konflik horizontal dan merusak kerukunan hidup bermasyarakat.
f. Lemahnya Identitas Nasional: Generasi Z yang tidak memiliki pemahaman yang kuat tentang Pancasila akan sulit untuk merasa memiliki bangsa ini.

Pengaruh Lingkungan Sekitar:

Lingkungan Keluarga: Sikap dan perilaku orang tua serta anggota keluarga lainnya sangat memengaruhi pembentukan karakter anak.
Lingkungan Teman Sebaya: Teman sebaya memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan remaja.


Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, seperti:

1. Pemerintah: Meningkatkan kualitas pendidikan karakter di sekolah, melakukan sosialisasi nilai-nilai Pancasila secara lebih masif, dan membuat regulasi yang lebih tegas terkait penyebaran ujaran kebencian.
2. Orang Tua: Menanamkan nilai-nilai Pancasila dan toleransi sejak dini kepada anak-anak.
3. Agama: Mengajarkan agama secara moderat dan toleran.
4. Media: Menyajikan informasi yang akurat dan menyeimbangkan terkait isu-isu keagamaan dan kebangsaan.
5. Masyarakat: Saling menghormati dan menghargai perbedaan, serta aktif dalam kegiatan-kegiatan yang mempromosikan toleransi.


Generasi Z memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Mereka harus menjadi generasi yang kritis, toleran, dan memiliki pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai Pancasila. Dengan begitu, Indonesia dapat menjadi negara yang aman, damai, dan sejahtera.

Dhea Cagiyah Putri MPI 1A mengatakan...

menurut saya Literasi Pancasila dan moderasi beragama generasi Z sangat mengkhawatirkan karena rendahnya pemahaman terhadap Pancasila dan kurangnya internalisasi nilai-nilai moderasi. Oleh karena itu, pendidikan dan pengajaran yang efektif, disertai internalisasi nilai toleransi dan distribusi konten positif, sangat diperlukan agar Generasi Z dapat menjadi agen moderasi beragama yang efektif.Selain itu, Penting untuk mengedukasi agar menjadi agen moderasi, menghargai perbedaan, dan menghindari perilaku intoleransi. Upaya ini harus menggunakan pendekatan inovatif yang relevan dengan kehidupan.

Anonim mengatakan...

Menurut pribadi saya Pancasila dan Moderasi Beragama di Kalangan Generasi Z, menyebut beberapa faktor internal yang menyebabkan rendahnya pemahaman Generasi Z terhadap Pancasila, di antaranya minat dan motivasi belajar yang cenderung kurang antusias dalam mempelajari Pancasila, yang dianggap kurang menarik relevan dengan kehidupan nyata. Selain itu dapat juga dipengaruhi oleh potensi kecerdasan emosionalnya, terutama dalam memahami nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan yang terkandung dalam Pancasila.
dapat juga dipengaruhi oleh budaya kemandirian dalam belajar, tingkat kemampuan berpikir kritis serta gaya belajar Generasi Z yang cenderung memiliki ketergantungan dengan platform teknologi informasi. Memahami faktor-faktor internal ini penting untuk merancang strategi pendidikan Pancasila misalnya, yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan Generasi Z sehingga mereka memiliki minat dalam memahami dan menghayati dan mengamalkan Pancasila.Dan pengecahannya dengan cara Memfasilitasi pendidikan kewarganegaraan yang efektif,Mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulum secara menyeluruh dan kontekstual,Meningkatkan pelatihan dan pengembangan profesionalisme guru dalam mengajar pendidikan kewarganegaraan.

Anonim mengatakan...

Mohammad Naufal Maulana
MPI 1A

Darotul Janah MPI 1 B mengatakan...

Generasi Z memiliki potensi besar untuk meningkatkan literasi Pancasila dan Moderasi Beragama, meskipun mereka khawatir akan potensi manipulasi ideologi radikal. Mereka dapat berperan penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dengan pendidikan yang tepat dan bimbingan yang matang. Oleh karena itu, pendapat Generasi Z tentang literasi Pancasila dan Moderasi Beragama tidak benar-benar mengganggu sebaliknya, itu lebih merupakan tantangan yang dapat diatasi dengan pendidikan dan kesadaran yang kuat.

Muhammad Hasan alwi MPI 1 A mengatakan...

Pendapat saya pribadi sebagai Salah satu generasi Z, rendahnya pemahaman genZ mengenai pancasila dikarenakan kurangnya motivasi dalam belajar, kecenderungan dengan media sosial yang lebih menarik karena konten²nya, kurangnya dalam menyaring informasi Dan menelan mentah² informasi yang belum terbukti keabsahannya. Memang faktor² ini menjadi masalah yang sangat berpengaruh dalam pemahaman GenZ mengenai pancasila, tetapi dengan kecenderungan GenZ terhadap sosmed, bisa menjadi solusi. Dengan memperbanyak konten² yang bermanfaat Dan konten² yang memberikan edukasi mengenai pancasila juga pentingnya moderasi beragama Dan yang penting akurat. Semua itu dikemas dalam konten yang menarik Dan juga relevan dengan generasi Z. Dengan ini,tidak hanya GenZ saja yang mungkin tertarik, tetapi juga semua orang merasa tertarik dengan konten tersebut.

Adi bambang triana mpi 1b mengatakan...

Materi literasi Pancasila dan moderasi beragama untuk Generasi Z sangat penting untuk membangun sikap toleransi.

Najwa Kamila MPI 1C mengatakan...

menurut saya, Penting untuk meningkatkan literasi Pancasila di kalangan generasi muda agar mereka dapat berkontribusi pada masyarakat yang lebih toleran dan inklusif. Moderasi beragama juga perlu ditekankan untuk mencegah ekstremisme dan memperkuat kerukunan antarumat beragama.

Sifa Nur Aini MPI 1C mengatakan...

Menurut saya jika generasi Z tidak memiliki pemahaman yang kuat tentang Pancasila dan nilai-nilai moderasi, ada risiko meningkatnya intoleransi dan perpecahan. Oleh karena itu, penting untuk mengedukasi mereka tentang pentingnya nilai-nilai tersebut, serta memberikan ruang bagi dialog antarbudaya dan agama.

Fitri sriyanti MPI 1A mengatakan...

menurut saya, hasil riset ini menunjukkan bahwa pemahaman Pancasila di kalangan generasi muda sangat memprihatinkan. Tingginya angka yang melihat Pancasila sebagai ideologi yang bisa diganti dan rendahnya pemahaman terhadapnya perlu diatasi dengan pendidikan yang lebih relevan dan menarik. Moderasi beragama juga penting untuk mencegah ekstremisme dan mendorong toleransi dalam masyarakat yang beragam. Generasi Z harus diajarkan nilai-nilai ini dengan pendekatan yang sesuai dengan era digital saat ini.

Siti Naimah MPI 1A mengatakan...

Saya setuju dengan artikel ini, rendahnya minat literasi pada gen z ini menyebabkan kurangnya pemahaman akan nilai-nilai dalam pancasila dan juga konsep dari moderasi beragama. Bukan hanya itu pengaruh globalisasi dan teknologi yang kian semakin canggih membuat gen z ini rentan sekali terpapar ideologi luar yang mungkin dapat memberikan dampak yang kurang baik, seperti akan hilangnya nilai-nilai kesatuan dan toleransi. Sebenarnya dari canggihnya teknologi saat ini bukan hanya membawa dampak buruk bagi gen z, banyak dampak positifnya dari adanya kemajuan teknologi saat ini, seperti contoh kita bisa dengan mudah mengakses dan memperoleh informasi dari berbagai sumber, tetapi tugas kita sebagai gen z harus bisa menyaring informasi tersebut dan memilah mana yang baiknya agar tidak terjadi gen z yang terbawa arus dari luar dan akan tetap tertanam nilai-nilai persatuan dan kesatuan juga sikap toleransi dalam diri.
Siti Naimah MPI 1A

Anonim mengatakan...

menurut saya, kekhawatiran terhadap rendahnya literasi Pancasila dan pemahaman moderasi beragama di kalangan Generasi Z. Data dari berbagai survei menunjukkan penurunan dukungan terhadap Pancasila dan meningkatnya ketidaksetujuan terhadap ideologi ini, bahkan di kalangan pegawai negeri dan BUMN. Penulis menekankan pentingnya memperkuat pemahaman agama yang moderat dan toleransi agar Generasi Z terhindar dari pengaruh ekstremisme. Peran pendidikan, keluarga, dan media digital sangat penting dalam membentuk kesadaran kebangsaan dan toleransi beragama.

nama : M Naufal Hisyam S
kelas : MPI B

Ibaddika MPI kelas 1 B mengatakan...

Menurut saya pembelajaran dan penerapan tentang Pancasila pada genZ ini sangatlah relevan supaya bisa mengajak pada genZ untuk bergotong royong, bertoleransi, cinta tanah air, dan ketika genZ menjadi individu yang pancasilais itu akan meminimalisir adanya kesenjangan sosial, perang, dan hal hal yang dapat merugikan baik secara individual atau kelompok.
Terimakasih

Anonim mengatakan...

ARIS MAULANA
MPI 1 A

menurut saya, kekhawatiran tentang literasi Pancasila dan moderasi beragama generasi Z memang beralasan, namun bukan berarti kita harus putus asa dengan upaya bersama, kita dapat membantu generasi Z memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai luhur bangsa dan menjadi generasi yang toleran, moderat, dan berakhlak mulia.

RADITA RAHYA NUGRAHA mpi 1 c mengatakan...

Dari pernyataan Prof. H. Wahyudin Zarkasyi di atas, tentang kekuatan Indonesia yang berdiri di atas keberagaman memang benar dan itu luar biasa. jadii tidak semua negara dengan tingkat keragaman sebesar Indonesia bisa bertahan. Contoh nya seperti Uni Soviet atau Yugoslavia yang terpecah karena tidak punya identitas atau sesuatu yang mempersatukan bangsa seperti kita . Tapi ironinya, meskipun kita punya Pancasila sebagai bahan untuk mempersatukan bangsa, pemahaman tentang Pancasila justru mulai luntur dan bisa dikatakan kurang di kalangan generasi muda. Ini jadi hal yang cukup mengkhawatirkan dan dipertanyakan kewarganegaraannya.

-Radita Rahya
-mpi 1 c

Elza Isti Fauziah MPI 1A mengatakan...

ELZA ISTI FAUZIAH
MPI 1A

Menurut saya, Literasi Pancasila dan moderasi beragama generasi Z sangat mengkhawatirkan karena generasi Z itu sendiri merupakan generasi yang banyak dalam pemakaian teknologi digital (lahir akannya teknologi). Yang telah disebutkan di atas bahwa untuk literasi Pancasila itu sendiri menyebabkan sedikitnya siswa yang memahami Pancasila di dalam ruang kelas dengan perbandingan banyaknya siswa yang memahami dari media sosial itu sendiri. Untuk gaya dalam pembelajaran generasi Z sangat cenderung akan ketergantungan pada platform teknologi informasi yang membuat generasi Z dalam kemampuan berpikir kritis, literasi yang minim dan seringkali membuat banyaknya anak yang termakan berita-berita hoax yang dapat memecah belah dan berdampak pada toleransi kita semua. Maka dari itu dari berbagai semua pihak dalam pendidikan, keluarga pemerintahan dan lain-lain. Agar dapat mensosialisasikan, atau dikenalkan pada generasi Z untuk memahami dan mempraktekkan nilai-nilai literasi Pancasila dan moderasi beragama.

Alvi Syahrin mengatakan...

Menurut saya, kekhawatiran tentang literasi Pancasila dan moderasi beragama generasi Z jika tidak dikuatkan literasi Pancasila dan moderasi beragama, mereka akan mudah terpengaruh oleh informasi palsu dan hoaks yang mengaburkan pemahaman mereka tentang Pancasila dan toleransi beragama. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya konflik sosial dan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu, penting bagi generasi Z untuk dikuatkan literasi Pancasila dan moderasi beragama. Mereka harus diberikan pemahaman yang benar dan akurat tentang Pancasila dan toleransi beragama. Mereka harus dikuatkan untuk menghargai perbedaan dan tidak terprovokasi oleh informasi palsu yang mengaburkan pemahaman mereka tentang Pancasila dan toleransi beragama. Dengan demikian, generasi Z dapat menjadi generasi yang memiliki pemahaman yang benar dan akurat tentang Pancasila dan toleransi beragama, serta dapat berkontribusi dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa.

Anonim mengatakan...

ALVI SYAHRIN MPI 1B

Anonim mengatakan...

Cahya Nengsih
MPI 1 C

Menurut saya kekhawatiran terhadap literasi Pancasila dan moderasi beragama di kalangan generasi Gen Z adalah hal yang wajar mengingat perkembangan teknologi dan informasi yang begitu pesat. Generasi ini sering terpapar pada arus informasi global yang kadang-kadang tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila dan toleransi beragama yang dipegang teguh di Indonesia. Beberapa tantangan yang muncul termasuk maraknya disinformasi, radikalisme, serta kecenderungan sikap apatis terhadap ideologi negara dan keberagaman.

Anonim mengatakan...

Azka Aulia Putri
MPI 1 A
Menurut saya tentang literasi Pancasila memberikan ilustrasi bahwa pentingnya pemahaman agama, komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal. Bahkan pemaham terhadap ajaran agama yang sarat dengan nilai toleransi perlu dikedepankan—terutama bagi generasi Z—yang sangat dipengaruhi oleh faktor geopolitik dan agama.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman yang mendalam tentang agama, terutama nilai-nilai toleransi yang terkandung di dalamnya, sangat krusial bagi generasi muda, khususnya generasi Z. Hal ini dikarenakan generasi Z sangat terpengaruh oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal, seperti perkembangan teknologi, globalisasi, dan dinamika politik dunia. Mengingat generasi Z sangat akrab dengan teknologi, literasi digital yang kritis sangat penting untuk menyaring informasi yang beredar dan menghindari pengaruh negatif

Anonim mengatakan...

Menurut saya pribadi kekhawatiran terhadap penerapan Pancasila dan moderasi beragama di kalangan Gen Z memang serius. Meskipun Gen Z memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan positif dalam membangun Indonesia yang toleran, rukun, dan sejahtera, ada beberapa faktor yang membuat kita perlu waspada.Maka dari itu diperlukan cara pengatasian atas tantangan tantangan yang ada diantaranya dengan memmbangun platform diskusi dan forum online untuk Gen Z agar mereka dapat bertukar pikiran dan berbagi pengalaman tentang Pancasila dan moderasi beragama juga perlu dilakukan.

Naili amalia
MPI 1 A