-->

ads

 

H. Dedi Wahidi (Gambar Wikipedia)


Oleh; Masduki Duryat*)


Membahas kepemimpinan—apalagi dalam konteks politik—di tahun 2024 ini selalu menarik untuk dibahas.

01.46



Oleh: Masduki Duryat*)


Prof. H. Wahyudin Zarkasyi—Mantan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat serta mantan Rektor Universitas Singaperbangsa—pernah menyampaikan bahwa hebatnya Indonesia berdiri di atas kemajemukan; dari sisi agama, suku, adat, bahasa, pakaian bahkan makanan, dan hebatnya lagi Indonesia sampai saat ini masih tetap survive sebagai sebuah bangsa. Di saat Negara-negara lain mengalami konflik etnis, agama dan kepentingan, dan bahkan karena tidak memiliki identitas serta alat pemersatu misalnya Soviet, Cekoslowakia, Yugoslavia, Austro-Hungaria.  

07.02

 


Oleh: Masduki Duryat*)


Saat ini kita diperhadapkan oleh realitas, bahwa perubahan dalam dunia pendidikan sedemikian cepat dan tidak linier tetapi dengan lompatan-lompatan yang sulit untuk diprediksi—termasuk dampak dari pandemi Covid-19. Hal ini ‘memaksa’ dunia pendidikan untuk terus berbenah dan melakukan perubahan dalam wilayah metodologi pembelajaran, materi, kurikulum, suasana sekolah dan paradigma pendidikannya jika tidak ingin ditinggalkan oleh ‘pelanggannya’ dan dianggap ‘out of date’. 

02.45
Lucky Hakim (dok. Google)

Oleh: Masduki Duryat*)


Kepemimpinan (politik) dapat dipahami dengan meminjam bahasanya Alfan Alfian bisa dilihat dari tiga perspektif; Pertama, kepemimpinan sebagai pola perilaku, yang terkait dengan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Kata kuncinya influence atau mempengaruhi; Kedua, kepemimpinan sebagai kualitas personal, terkait dengan efektifitas pengaruh seoraang pemimpin. Misalnya dalam konteks ini berkharisma; Ketiga, kepemimpinan terkait dengan nilai politik. Ini terkait dengan mimpi seorang pemimpin dalam bentuk visi bisa mewujud dalam bentuk proses pembangunan nyata—yang semula hanya dibayangkan dan dimimpikannya—tidak talking too much. 

00.26


Oleh: Masduki Duryat*)


Menjelang Pilkada 2024, politik tebar pesona dipertontontan oleh para pemimpin di daerah—tidak terkecuali di Indramayu—terutama diperlihatkan oleh incumbent yang akan maju kembali pada kontestasi Pilkada 2024. Mulai dari pertemuan dengan kader di tiap jenjang dan level sampai pemberian bantuan yang jumlahnya sangat fantastis, termasuk penggalangan massa yang dibungkus dengan aneka program.

20.44

 


Oleh:  Masduki Duryat*)

Saat ini kita diperhadapkan oleh realitas, bahwa perubahan dalam dunia pendidikan sedemikian cepat dan tidak linier tetapi dengan lompatan-lompatan yang sulit untuk diprediksi. Hal ini ‘memaksa’ dunia pendidikan untuk terus berbenah dan melakukan perubahan dalam wilayah metodologi pembelajaran, materi, kurikulum, suasana sekolah dan paradigma pendidikannya jika tidak ingin ditinggalkan oleh ‘pelanggannya’ dan dianggap ‘out of date’

22.54

Lucky Hakim (Gambar detik.com)


Oleh: Masduki Duryat*)


Satu lagi tokoh politik yang tidak boleh dianggap ‘sebelah mata’ dan memiliki daya tawar tinggi dalam konteks Pilkada Indramayu 2024 adalah Lucky Hakim

20.22

Agama

Opini

Pendidikan

Politik