-->

ads

 

Gambar The Columnist

Oleh: Masduki Duryat*)

  

Konstelasi politik Indramayu menjelang pendaftaran Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati semakin menarik untuk dianalisis.

 

20.39

 

Gambar Pikiran Rakyat

Oleh: Masduki Duryat*)

 

Sekarang secara politik, semua orang menjanjikan segalanya. Itulah satu-satunya cara anda dapat terpilih (Clint Eastwood)

 

Pemimpin itu perlu popularitas, demikian Alfan Alfian memulai tulisannya tentang “Popularitas, Otentisitas, dan Elektabilitas”, walaupun popularitas bukan segalanya. Karena menurut Nixon pemimpin tidak bekerja untuk mengejar popularitas, tetapi popularitaslah yang nanti akan mengejar dirinya.

20.33

 

PKB dan NU

Oleh: Masduki Duryat*)

 Ketua umum PB NU, KH. Hasyim Muzadi pada tulisannya Zainuddin tentang “NU, Politik dan PKB” menilai warga NU selalu bernasib apes. Ketika warga NU mendukung partai lain, ternyata tidak ada hubungan resiprokal yang didapat dari organisasi Islam terbesar ini. Sisi lain ketika warga NU memiliki partai sendiri (PKB) selalu terjadi konflik. “NU serba repot. Tidak memiliki partai sendiri seperti “nyangoni kere minggat, punya partai geger terus”, demikian lanjut Hasyim, pada Harlah NU ke-78 di Gedung Asrama Haji Lamongan pada 2002 yang lalu.

 

20.28

 


Oleh: Masduki Duryat*)

 

Kontestasi pemilihan bupati Indramayu masih mencari formula, sudah bermunculan kandidat dari berbagai partai. Masih wait and see dan termasuk kemungkinan berpasangan dengan calon dari partai atau tokoh lain.  Saat ini ‘genderang perangnya’ belum dimulai, mungkin sekitar Agustus akhir akan semakin jelas kandidat-kandidat yang akan berkontestasi setelah mendapatkan rekomendasi dari partainya masing-masing. Diawali dengan pendaftaran calon bupati dan wakil bupati, kemudian pemilihan kepala daerah tahun 2024 akan dilaksanakan pada 27 November 2024 mendatang.

 

20.25

 

H. Dedi Wahidi (Gambar Wikipedia)


Oleh; Masduki Duryat*)


Membahas kepemimpinan—apalagi dalam konteks politik—di tahun 2024 ini selalu menarik untuk dibahas.

01.46



Oleh: Masduki Duryat*)


Prof. H. Wahyudin Zarkasyi—Mantan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat serta mantan Rektor Universitas Singaperbangsa—pernah menyampaikan bahwa hebatnya Indonesia berdiri di atas kemajemukan; dari sisi agama, suku, adat, bahasa, pakaian bahkan makanan, dan hebatnya lagi Indonesia sampai saat ini masih tetap survive sebagai sebuah bangsa. Di saat Negara-negara lain mengalami konflik etnis, agama dan kepentingan, dan bahkan karena tidak memiliki identitas serta alat pemersatu misalnya Soviet, Cekoslowakia, Yugoslavia, Austro-Hungaria.  

07.02

 


Oleh: Masduki Duryat*)


Saat ini kita diperhadapkan oleh realitas, bahwa perubahan dalam dunia pendidikan sedemikian cepat dan tidak linier tetapi dengan lompatan-lompatan yang sulit untuk diprediksi—termasuk dampak dari pandemi Covid-19. Hal ini ‘memaksa’ dunia pendidikan untuk terus berbenah dan melakukan perubahan dalam wilayah metodologi pembelajaran, materi, kurikulum, suasana sekolah dan paradigma pendidikannya jika tidak ingin ditinggalkan oleh ‘pelanggannya’ dan dianggap ‘out of date’. 

02.45

Agama

Opini

Pendidikan

Politik